Masa Panen Harga Cabe Turun
Kabandungan|Kotahujan.com-Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, harga cabe di wilayah Kabandungan Kabupaten Sukabumi ternyata mengalami penurunan. Kondisi ini banyak dikeluhkan warga karena berbanding terbalik dengan kebutuhan sembako yang terus merangsek naik saat Ramadhan. Seperti dikeluhkan Sintia (32 tahun), salah satu warga yang menanam cabe keriting dan cabe TW di lahan seluas 6500 m2. Meski tengah panen, harga cabe pada posisi kurang layak.
Sebagaimana dilaporkan jaringan kantor berita Kotahujan, Halimun.Kotahujan.com. Harga ditingkat petani pada kisaran Rp. 2.000 sampai 2.500 per kilonya, dikeluhkan juga petani lainnya. Tidak sebandingnya biaya produksi yang mahal dengan harga pasar yang tak terkontrol itu, membuat petani sekitar Kabandungan bergantung pada tengkulak. Iskandar, tokoh masyarakat kampung Cisalimar menjelaskan kondisi petani yang menanggung beban hutang pada tengkulak
Kondisi ini harusnya tidak terjadi apabila instansi terkait bisa memberi kontrol terhadap pasar. Selain itu, petani harusnya tidak tergiur dengan harga cabe pada tiga atau empat bulan kebelakang yang mencapai Rp. 40.000 sampai dengan 60.000 perkilo gram.
Kebiasaan mengekor atau latah ini juga menjadi salah satu faktor yang memperparah situasi. Pada saat harga salah satu komoditas pertanian memuncak, petani beramai-ramai menanam sehingga pada saat panen suplay barang melimpah.
Sebagaimana dilaporkan jaringan kantor berita Kotahujan, Halimun.Kotahujan.com. Harga ditingkat petani pada kisaran Rp. 2.000 sampai 2.500 per kilonya, dikeluhkan juga petani lainnya. Tidak sebandingnya biaya produksi yang mahal dengan harga pasar yang tak terkontrol itu, membuat petani sekitar Kabandungan bergantung pada tengkulak. Iskandar, tokoh masyarakat kampung Cisalimar menjelaskan kondisi petani yang menanggung beban hutang pada tengkulak
Kondisi ini harusnya tidak terjadi apabila instansi terkait bisa memberi kontrol terhadap pasar. Selain itu, petani harusnya tidak tergiur dengan harga cabe pada tiga atau empat bulan kebelakang yang mencapai Rp. 40.000 sampai dengan 60.000 perkilo gram.
Kebiasaan mengekor atau latah ini juga menjadi salah satu faktor yang memperparah situasi. Pada saat harga salah satu komoditas pertanian memuncak, petani beramai-ramai menanam sehingga pada saat panen suplay barang melimpah.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar