Pembicaraan dengan PT AWS Tulang Bawang Dihentikan
Tulang Bawang|Kotahujan.com-Kabar terbaru menyeruak dari petambak Bumi Dipasena Jaya, Tulang Bawang Lampung. Sebelumnya mereka hidup dalam kegelapan tanpa listrik dan keterasingan karena terpagari pembatas PT Aruna Wijaya Sakti (AWS). Disamping itu kontrak kerja pengelolaan tambak system plasma dengan PT Aruna Wijaya Sakti juga bermasalah. Atas kondisi ini mereka pun sudah mengadukan nasibnya ke komisi IV DPR RI. Terakhir pemerintah melalui Menteri Kelautan dan Perikanan menegaskan, tidak akan melakukan negosiasi dengan PT Aruna Wijaya Sakti (AWS) terkait penyelesaian kasus pemutusan hubungan listrik secara sepihak oleh perusahaan terhadap belasan ribu hektar tambak plasma awal Mei lalu.
Penegasan ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad dihadapan 1.500 orang petambak plasma hari ini (3/8) di Bumi Dipasena Jaya, Tulang Bawang Lampung. Pada pertemuan itu Fadel menyatakan, pemerintah hanya akan berupaya agar para petambak plasma dapat kembali melakukan budidaya udang secepatnya.
"Sambil menunggu listrik masuk, kita akan buat kincir yang tidak bergantung pada listrik dari perusahaan, sehingga petambak plasma dapat produksi lagi dan saya akan jadikan kawasan ini menjadi kawasan Minapolitan Udang", ujar Fadel, sebagaimana dikutip dari siaran pers Kementrian KKP.
Kepada ribuan petambak plasma, Fadel meminta agar mau bersabar sedikit lebih lama untuk menunggu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalirkan listrik ke Bumi Dipasena. Kendalanya selain persoalan hukum, mengalirkan listrik ke Dipasena juga membutuhkan pembangunan infrastruktur serta kendala teknis lainnya. Melihat kendala-kendala tersebut, pihaknya berjanji untuk memberikan semua kebutuhan hidup seperti beras sebanyak 20 ton, bantuan sebanyak 100 genset sebagai sumber penerangan dan peralatan budidaya agar para petambak dapat segera memulai kembali tambaknya meski secara tradisional. Total anggaran 1,5 Miliar disiapkan untuk benur, hachery dan lainnya.
Menanggapi pernyataan ini, Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan menyatakan, Pihaknya saat ini tengah berupaya untuk mengalirkan listrik dari Sumatera Selatan ke Dipasena.
"Kami akan memberikan dukungan sepenuhnya meski masih terdapat kendala teknis yang ada dilapangan terkait dengan mengalirkan listrik ke Dipasena.
Penegasan ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad dihadapan 1.500 orang petambak plasma hari ini (3/8) di Bumi Dipasena Jaya, Tulang Bawang Lampung. Pada pertemuan itu Fadel menyatakan, pemerintah hanya akan berupaya agar para petambak plasma dapat kembali melakukan budidaya udang secepatnya.
"Sambil menunggu listrik masuk, kita akan buat kincir yang tidak bergantung pada listrik dari perusahaan, sehingga petambak plasma dapat produksi lagi dan saya akan jadikan kawasan ini menjadi kawasan Minapolitan Udang", ujar Fadel, sebagaimana dikutip dari siaran pers Kementrian KKP.
Kepada ribuan petambak plasma, Fadel meminta agar mau bersabar sedikit lebih lama untuk menunggu PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalirkan listrik ke Bumi Dipasena. Kendalanya selain persoalan hukum, mengalirkan listrik ke Dipasena juga membutuhkan pembangunan infrastruktur serta kendala teknis lainnya. Melihat kendala-kendala tersebut, pihaknya berjanji untuk memberikan semua kebutuhan hidup seperti beras sebanyak 20 ton, bantuan sebanyak 100 genset sebagai sumber penerangan dan peralatan budidaya agar para petambak dapat segera memulai kembali tambaknya meski secara tradisional. Total anggaran 1,5 Miliar disiapkan untuk benur, hachery dan lainnya.
Menanggapi pernyataan ini, Direktur Utama PT PLN, Dahlan Iskan menyatakan, Pihaknya saat ini tengah berupaya untuk mengalirkan listrik dari Sumatera Selatan ke Dipasena.
"Kami akan memberikan dukungan sepenuhnya meski masih terdapat kendala teknis yang ada dilapangan terkait dengan mengalirkan listrik ke Dipasena.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar