Nongkrong

  • Paling asik tuk' nongkrong di Bogor
      rss

3 per 4

  • Lalu lintas dan sudut-sudut jalan di Kota Bogor
      rss

Teladan

  • Memberi contoh dan teladan untuk lainnya
      rss

Komunitas

  • Semarak warga dalam berkarya
      rss

Inisiatif

  • berani mencoba dan berbuat tuk kita semua
      rss
. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out
    • Info selengkapnya bisa dilihat di Stasiun Klimatologi Darmaga - Bogor Jl. Raya Darmaga Bogor Km 6,5 Kotak Pos 174 Bogor 16001 Telp.: (0251) 623018, 621192 Fax : (0251) 623018
Traffic Monitoring Bogor

Berita Terbarurss

Musik dan Senirss

Ekonomirss

Tokohrss

13 September 2011

Menjaring Investor Restorasi Hutan Indonesia


Baranangsiang|Kotahujan.com-Mengembalikan fungsi hutan yang rusak untuk kesejahreraan dan kemakmuran rakyat, bukanlah perkara mudah. Perlu partisipasi aktif dan kemauan yang konkrit terhadap perbaikan hutan. Tak hanya beban pemerintah atau Kementrian Kehutanan saja, mengingat besarnya kerusakan hutan karena buruknya pengelolaan dimasa lalu. Perlu kolaborasi yang mengarah pada perbaikan pengelolaan hutan, salah satunya melalui kerja kolaboratif ELTI, Tropenbos Indonesia, Departemen Kehutanan dan IPB. Kerja kolaboratif ini mampu menghadirkan 300 individu dari 10 negara dalam Konferensi International Restorasi Hutan Untuk Masyarakat, Keanekaragaman Hayati dan Jasa Lingkungan. Senin 12 September 2011 kemarin di IPB Convention Center.

Restorasi hutan merupakan upaya mengembalikan kondisi hutan yang terganggu, ke arah ekosistem seperti semula sebelum hutan terganggu. Sebagai salah satu negara dengan status Megadiversity, pengembalian fungsi hutan sangatlah penting. Teknis dilapangan rehabilitasi banyak dilakukan dengan jumlah terbatas, diantaranya dengan jenis asing. Melalui konferensi digagas juga promosi penggunaan jenis asli Indonesia yang kaya keunggulan.

Periode restorasi ekosistem bisa mencapai puluhan tahun. Rentangnya 20 sampai 30 tahun dalam satu periode. Minimal 15 tahun tidak ada eksploitasi, artinya apa yang ditanam harus dibiarkan tumbuh sampai periode tertentu. Barulah pada saat sudah masak bisa diambil benefit-nya, Demikian diungkapkan Dr,Ir. Tachrir Fathoni, M.Sc. Kepala Badan Litbang Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Menurutnya biaya yang dibutuhkan untuk restorasi ini pun sudah pasti lebih besar.

“Yang jelas ratusan juta dollar selama periode restorasi. Restorasi dengan skema sekarang butuh waktu panjang dan biaya besar. Mereka dalam waktu singkat tidak mungkin dapat income, memang ini ditujukan untuk charity bagi perbaikan lingkungan hidup ke depan,” ujar Tahcrir.

Sebagaimana diketahui Kementerian Kehutanan telah mengeluarkan dua izin restorasi ekosistem hutan dengan luas lahan 45% dari total target 2014 , yaitu 400.000 ha. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) Restorasi Ekosistem Hutan (REH) telah dikantongi PT Restorasi Ekosistem Indonesia dengan ijin pengelolaan seluas 101.355 ha dan PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia yang mengantongi izin restorasi di Kalimantan seluas 80.000 ha.

Tahun ini ada permohonan dari perusahaan Jusuf Kalla dan dari BOS serta beberapa perguruan dan perusahaan swasta. Perusahaan yang ingin mendapat IUPHHK REH menaksir investasi sesuai luas lahan, kondisi hutan, dan tingkat degradasi hutan. Diharapkan pada 2014 target lahan restorasi seluas 400.000 ha bisa terpenuhi. Paling banyak lahannya ada di Kalimantan dan Sumatera.

Besarnya kebutuhan biaya dan periode restorasi yang sangat lama, wajar jika tak banyak perusahaan yang berminat mendapat izin restorasi ini.

“Tahun ini ada banyak pengusaha yang mengajukan. Yang investasi baru dua, yang mengajukan permohonan ada dari Jusuf Kalla, perguruan swasta, dan beberapa perusahaan. Mereka biasanya menyediakan dana dari luar negeri dan CSR perusahaan yang peduli lingkungan,” tuturnya.

Indonesia secara eksplisit sudah menyatakan terlibat sebagai bagian percontohan pengurangan emisi CO2 akibat deforestasi dan degradasi hutan. Lewat konferensi Restoring Forests for Communities, Biodiversity and Ecosystem Services 12-14 September, di Bogor. Kemenhut berupaya menjaring investor untuk masuk ke REH. Tidak terbatas pada perusahaan, koperasi dan perorangan pun bisa berinvestasi di REH.

Konferensi ini terselenggara berkat dukungan ELTI (Environment Leadership Training Initiative) yang berpusat di Yale Amerika Serikat. Lembaga ini merupakan sponsor utama kegiatan. Lembaga yang memiliki kantor di Singapura ini kemudian menggandeng Tropenbos Indonesia dan Institut Pertanian Bogor yang disambut baik Kementrian Kehutanan Indonesia.



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Loading...

Kabar Pilihanrss

Komunitasrss

Agendarss

Lingkunganrss

Seputar Bogorrss

Perubahan Iklimrss

top  

V O D (Beta)

  • Berita dalam gambar dan suara
      rss

Tata Ruang

  • Tata kelola Bogor
      rss

Wisata

  • Segarkan diri dari penatnya hari
      rss

Kuliner

  • Sajian terbaik di sudut kota
      rss

Pinggiran

  • Dipinggirkan dan terpinggirkan
      rss
TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
  • Twitter
  • Twitter
tutup [x]