29 Jadwal Kereta Dibatalkan, Bus Disiagakan
Paledang|Kotahujan.com-Rabu (19/10) ini sesuai jadwal PT KAI mulai melakukan pengurangan frekuensi perjalanan kereta rel listrik (KRL). Sebanyak 29 dari 84 perjalanan KRL di Bogor dibatalkan seiring dengan rencana perbaikan tiga gardu induk listrik jalur Jakarta-Bogor. Mengantisipasi hal ini pihak PT KAI sudah melakukan sosialisasi jauh-jauh sebelumnya kepada para penumpang. Terakhir, sebagai antisipasi lonjakan penumpang 8 bus telah disiagakan di sekitar Stasiun Bogor.
Sosialisasi aktif sudah dilakukan sejak kamis kemarin agar pengguna jasa menyesuaikan jadwal perjalanan, baik dengan spanduk maupun membagikan flyer.
"Sampai rapat tadi malam seandainya terjadi lonjakan penumpang yang tidak dapat diangkut PT KAI, disediakan bus 7 unit di Stasiun Bogor," papar F.S Budiman, Wakil Kepala Stasiun Bogor saat ditemui dikantornya.
Bus tersebut merupakan kerjasama Dirjen Perkeretaapian dengan Dirjen Perhubungan Darat, melalui Perum PPD. Sebanyak 7 unit Bus AC dengan kapasitas 60 orang disiagakan. Bus ini merupakan bagian dari 15 unit yang disiapkan mengantisipasi lonjakan penumpang. Hingga pagi tadi, meski sudah siaga tidak semua bus tersebut berangkat.
Penumpang yang menggunakan bus dikenai tarif Rp 10.000 per penumpang. Sedikit lebih mahal dari KRL commuterline Rp 7.000.
Dari informasi yang dihimpun sampai pagi tadi tak terjadi lonjakan yang berarti. Pengguna jasa meski berat, tampaknya memahami kondisi ini.
"Alhamdulillah tadi pagi tidak terjadi lonjakan yang signifikan dan penumpang kondusif, bisa diatasi dengan perjalanan kereta api yang ada, " tambah Budiman.
Pengurangan 29 perjalanan KRL direncanakan hingga 29 November mendatang, sesuai jadwal selesainya perbaikan tiga gardu induk listrik jalur Jakarta-Bogor.
Sosialisasi aktif sudah dilakukan sejak kamis kemarin agar pengguna jasa menyesuaikan jadwal perjalanan, baik dengan spanduk maupun membagikan flyer.
"Sampai rapat tadi malam seandainya terjadi lonjakan penumpang yang tidak dapat diangkut PT KAI, disediakan bus 7 unit di Stasiun Bogor," papar F.S Budiman, Wakil Kepala Stasiun Bogor saat ditemui dikantornya.
Bus tersebut merupakan kerjasama Dirjen Perkeretaapian dengan Dirjen Perhubungan Darat, melalui Perum PPD. Sebanyak 7 unit Bus AC dengan kapasitas 60 orang disiagakan. Bus ini merupakan bagian dari 15 unit yang disiapkan mengantisipasi lonjakan penumpang. Hingga pagi tadi, meski sudah siaga tidak semua bus tersebut berangkat.
Penumpang yang menggunakan bus dikenai tarif Rp 10.000 per penumpang. Sedikit lebih mahal dari KRL commuterline Rp 7.000.
Dari informasi yang dihimpun sampai pagi tadi tak terjadi lonjakan yang berarti. Pengguna jasa meski berat, tampaknya memahami kondisi ini.
"Alhamdulillah tadi pagi tidak terjadi lonjakan yang signifikan dan penumpang kondusif, bisa diatasi dengan perjalanan kereta api yang ada, " tambah Budiman.
Pengurangan 29 perjalanan KRL direncanakan hingga 29 November mendatang, sesuai jadwal selesainya perbaikan tiga gardu induk listrik jalur Jakarta-Bogor.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar