Awan Colomunimbus Sebabkan Hujan Es di Bogor
Dramaga|Kotahujan-Keadaan yang tidak biasa yang terjadi di kota Bogor kemarin (11/10) dengan hujan deras disertai angin kencang dan petir, juga hujan butiran es yang disebabkan oleh gumpala awan yang disebut awan Colomunimbus. Awan ini merupakan awan yang berbentuk seperti bunga kol dan munjulang tinggi ke langit. Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini merupakan pergantian musim dari musim kemarau menuju musim penghujan. Keadaan ini lah yang menyebabkan terbentuknya awan Colomnimbus.
"Awan Colomunimbus mempunyai tinggi yang melebihi fising level yakni lebih dari 30.000 feet, sedangkan untuk fising level di Indonesia hanya 15.000 hingga 16.000 feet,” ungkap Leni Jantika, staf Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor.
Hendry Antoro, Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor menambahkan, pembentukan awan Colomunimbus terjadi akibat adanya perubahan cuaca yang ekstrim.
"Penguapan yang besar memacu pembentukan awan-awan konvektif. Awan-awan tersebut bergabung dan menjadi gumpalan awan yang besar," papar Hendri
Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati terhapat perubahan caca yang ekstrim belakangan ini.
“Masyarakat dapat mengantisipasi keadaan ini dari gejala-gajala alam yang ditimbulkan seperti cuaca dari pagi hingga siang terasa panas, beberapa hari sebelumnya tidak ada hujan, sekitar pukul 10.00 sudah mulai terlihat awan yang berlapis-lapis, awan colomunimbus berwarna abu-abu, tetapi saat kejadian awan menjadi hitam, pohon-pohon terlihat bergoyang”, pungkas Leni
Laporan Kontributor : Rinenggo Siwi
"Awan Colomunimbus mempunyai tinggi yang melebihi fising level yakni lebih dari 30.000 feet, sedangkan untuk fising level di Indonesia hanya 15.000 hingga 16.000 feet,” ungkap Leni Jantika, staf Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor.
Hendry Antoro, Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor menambahkan, pembentukan awan Colomunimbus terjadi akibat adanya perubahan cuaca yang ekstrim.
"Penguapan yang besar memacu pembentukan awan-awan konvektif. Awan-awan tersebut bergabung dan menjadi gumpalan awan yang besar," papar Hendri
Masyarakat dihimbau untuk berhati-hati terhapat perubahan caca yang ekstrim belakangan ini.
“Masyarakat dapat mengantisipasi keadaan ini dari gejala-gajala alam yang ditimbulkan seperti cuaca dari pagi hingga siang terasa panas, beberapa hari sebelumnya tidak ada hujan, sekitar pukul 10.00 sudah mulai terlihat awan yang berlapis-lapis, awan colomunimbus berwarna abu-abu, tetapi saat kejadian awan menjadi hitam, pohon-pohon terlihat bergoyang”, pungkas Leni
Laporan Kontributor : Rinenggo Siwi
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar