Menilik Sisa Lahan Pertanian Kota Bogor
Mulyaharja|Kotahujan.com- Jika melihat perkembangan pembangunan kota Bogor yang makin berkembang, tentunya akan semakin jarang kita temui lahan pertanian seperti sawah. Sekarang ini mata kita lebih akrab dengan pemandangan perumahan, Mall dan tempat-tempat rekreasi di kota Bogor. Meski masih bisa kita temui, sangat jarang sekali bisa melihat lahan pertaniah padi atau tanaman lainnya.
Dari tahun ke tahun luas lahan pertanian kota Bogor semakin menyusut. Selain pembangunan yang makin berkembang, para petani banyak yang beralih lahan ke pertanian bukan sawah atau bertani hortikultura. Seperti bertani tanaman obat-obatan, tanaman hias dan lain-lain.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Pertanian Kota Bogor merelease tahun 2011 ini lahan pertanian sawah di Kota Bogor menghilang sekitar 300 hektar. Itu disebabkan adanya pembangunan perumahan dan juga para petani yang tidak lagi memanfaatkan lahannya.
"Sekitar 300 hektar lah mas kira-kira lahan sawah menyusut, khususnya di daerah Bogor Selatan," ujar Lina Sobariah, Kepala Seksi (Kasi) Produksi Dinas Pertanian Kota Bogor, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Wilayah Bogor Selatan sendiri sebenarnya penghasil padi terbesar setelah daerah Bogor Barat. Dengan adanya penyusutan tersebut tentunya jumlah hasil padi Kota Bogor semakin berkurang.
"Justru yang sekarang jadi unggulan itu hasil produksi tanaman hortikultura dan juga tanaman buah seperti jambu biji getah merah," imbuh Lina.
Menyusutnya lahan pertanian sawah Kota Bogor diperkuat dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor. BPS memberikan release pada tahun 2010 hingga tahun 2011 lahan pertanian sawah menurun drastis. Dari 100 persen luas Kota Bogor, lahan pertanian sawah hanya terdapat 3,46 persen saja dan lahan pertanian bukan sawah sekitar 10,74 persen. Sisanya adalah lahan Kota Bogor yang memiliki luas 118,50 KM2
"Ini kami ambil dari hasil Sensus Pertanian tahun 2003 yang masih menjadi acuan kami," ungkap Nukman Iskhak Kasi Produksi BPS Kota Bogor.
Hasil pantauan tim Kotahujan.com di lapangan, memang banyak terdapat lahan-lahan pertanian yang sudah tidak dimanfaatkan oleh para petani. Banyak diantara lahan yang sudah tidak dimanfaatkan itu memang lahan yang sebentar lagi akan terkena penggusuran untuk pembangunan perumahan ternama di Kota Bogor.
Para petani yang mayoritas hanya pemanfaat lahan, tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, lahan yang mereka garap adalah lahan milik orang lain. Saat ini, mereka hanya bisa memanfaatkan lahannya sebelum terkena penggusuran.
Usaman petani asal Mulyaharja, Bogor Selatan mengungkapkan, awalnya banyak kelompok petani di daerahnya. Tetapi, setelah banyak wilayah yang terkena penggusuran akhirnya kelompok tani tersebut bubar.
"Ya lahan yang saya garap kalau sudah dijual sama yang punya juga bakal kena gusur mas," terangnya.
Sementara itu Empud, salah satu petani lainnya menjelaskan. Lahan yang digarapnya sudah dijual oleh pemiliknya kepada pihak pengembang perumahan dan menurutnya tidak akan lama lagi lahannya terkena gusur. Tanaman yang dia garap sendiri adalah jenis tanaman palawija terdiri dari jagung dan kacang panjang.
"Dulu saya pernah tanam padi tapi karena kondisi air jelek, jadi lahannya sudah tidak bisa ditanami padi lagi," pungkasnya.
Laporan Kontributor : R Maeilana
Dari tahun ke tahun luas lahan pertanian kota Bogor semakin menyusut. Selain pembangunan yang makin berkembang, para petani banyak yang beralih lahan ke pertanian bukan sawah atau bertani hortikultura. Seperti bertani tanaman obat-obatan, tanaman hias dan lain-lain.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dinas Pertanian Kota Bogor merelease tahun 2011 ini lahan pertanian sawah di Kota Bogor menghilang sekitar 300 hektar. Itu disebabkan adanya pembangunan perumahan dan juga para petani yang tidak lagi memanfaatkan lahannya.
"Sekitar 300 hektar lah mas kira-kira lahan sawah menyusut, khususnya di daerah Bogor Selatan," ujar Lina Sobariah, Kepala Seksi (Kasi) Produksi Dinas Pertanian Kota Bogor, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Wilayah Bogor Selatan sendiri sebenarnya penghasil padi terbesar setelah daerah Bogor Barat. Dengan adanya penyusutan tersebut tentunya jumlah hasil padi Kota Bogor semakin berkurang.
"Justru yang sekarang jadi unggulan itu hasil produksi tanaman hortikultura dan juga tanaman buah seperti jambu biji getah merah," imbuh Lina.
Menyusutnya lahan pertanian sawah Kota Bogor diperkuat dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor. BPS memberikan release pada tahun 2010 hingga tahun 2011 lahan pertanian sawah menurun drastis. Dari 100 persen luas Kota Bogor, lahan pertanian sawah hanya terdapat 3,46 persen saja dan lahan pertanian bukan sawah sekitar 10,74 persen. Sisanya adalah lahan Kota Bogor yang memiliki luas 118,50 KM2
"Ini kami ambil dari hasil Sensus Pertanian tahun 2003 yang masih menjadi acuan kami," ungkap Nukman Iskhak Kasi Produksi BPS Kota Bogor.
Hasil pantauan tim Kotahujan.com di lapangan, memang banyak terdapat lahan-lahan pertanian yang sudah tidak dimanfaatkan oleh para petani. Banyak diantara lahan yang sudah tidak dimanfaatkan itu memang lahan yang sebentar lagi akan terkena penggusuran untuk pembangunan perumahan ternama di Kota Bogor.
Para petani yang mayoritas hanya pemanfaat lahan, tidak bisa berbuat apa-apa. Karena, lahan yang mereka garap adalah lahan milik orang lain. Saat ini, mereka hanya bisa memanfaatkan lahannya sebelum terkena penggusuran.
Usaman petani asal Mulyaharja, Bogor Selatan mengungkapkan, awalnya banyak kelompok petani di daerahnya. Tetapi, setelah banyak wilayah yang terkena penggusuran akhirnya kelompok tani tersebut bubar.
"Ya lahan yang saya garap kalau sudah dijual sama yang punya juga bakal kena gusur mas," terangnya.
Sementara itu Empud, salah satu petani lainnya menjelaskan. Lahan yang digarapnya sudah dijual oleh pemiliknya kepada pihak pengembang perumahan dan menurutnya tidak akan lama lagi lahannya terkena gusur. Tanaman yang dia garap sendiri adalah jenis tanaman palawija terdiri dari jagung dan kacang panjang.
"Dulu saya pernah tanam padi tapi karena kondisi air jelek, jadi lahannya sudah tidak bisa ditanami padi lagi," pungkasnya.
Laporan Kontributor : R Maeilana
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar