Nongkrong

  • Paling asik tuk' nongkrong di Bogor
      rss

3 per 4

  • Lalu lintas dan sudut-sudut jalan di Kota Bogor
      rss

Teladan

  • Memberi contoh dan teladan untuk lainnya
      rss

Komunitas

  • Semarak warga dalam berkarya
      rss

Inisiatif

  • berani mencoba dan berbuat tuk kita semua
      rss
. . . .

Admin Control Panel

New Post | Settings | Change Layout | Edit HTML | Monetize | Moderate Comments | Monetize | Stats | Sign Out
    • Info selengkapnya bisa dilihat di Stasiun Klimatologi Darmaga - Bogor Jl. Raya Darmaga Bogor Km 6,5 Kotak Pos 174 Bogor 16001 Telp.: (0251) 623018, 621192 Fax : (0251) 623018
Traffic Monitoring Bogor

Berita Terbarurss

Musik dan Senirss

Ekonomirss

Tokohrss

28 November 2011

CIGA TV Kasepuhan Ciptagelar: Membangun Martabat Lewat Inovasi Teknologi Media


Bogor|Kotahujan.com-Mungkin tidak banyak orang yang percaya bahwa Kasepuhan Ciptagelar yang terletak di kaki gunung Halimun telah memiliki televisi lokal yang bernama CIGA TV. Tetapi itulah yang terjadi, Yoyo Yogasmana atau akrab dipaggil kang Yoyo, pengurus CIGA TV, membenarkan bahwa telah berdiri CIGA TV yang benar-benar asli buatan masyarakat adat Ciptagelar.

Untuk menuju Ciptagelar sendiri, jika melalui jalan darat perjalanan harus ditempuh selama 7 jam dari Jakarta, melalui perbukitan yang diselingi oleh hutan-hutan yang masih asri dan utuh. Sebagai sebuah komunitas adat, kasepuhan Ciptagelar dipimpin oleh seorang pemimpin adat. Saat ini Ugi Sugriana Rakasiwi atau disebut Abah Ugi merupakan pemimpin desa adat ini. Semenjak menggantikan ayahnya abah Anom yang mangkat pada tahun 2007, Abah Ugi telah banyak menghasilkan terobosan dan inovasi teknologi. Adat dan teknologi harus beriringan, mungkin itu yang menjadi pemikiran abah Ugi. Penggunaan mikrohidro untuk penerangan lebih kurang 1.100 rumah di Ciptagelar adalah salah satu contohnya. CIGA TV dan radio Ciptagelar juga merupakan buah visi dari abah Ugi.

Kang Yoyo yang dipercayakan oleh abah Ugi untuk mengoperasikan media lokal di Kasepuhan menjelaskan bahwa CIGA TV bermula dari kegemaran bongkar-pasang abah terhadap barang elektronik. Dengan daya pancar 200 watt, CIGA TV dapat dinikmati oleh masyarakat Ciptagelar. Jangan dibayangkan, infrastruktur ini dibangun dengan kapital besar, cukup dengan teknologi sederhana dan kemampuan mereparasi elektronik. Pemancar televisi adalah hasil dari merakit ulang perangkat handphone, sebelum menggunakan kamera handycam video, kamera yang digunakan adalah kamera poket yang memiliki fasilitas rekam video. Demikian pula beberapa perangkat komputer editing yang digunakan adalah hasil memperbaiki komputer yang rusak. Bahkan, para reporternya, adalah anak gembala kerbau yang mengisi waktu luangnya sambil membawa kamera.

Tentunya, hasil dari percobaan ini tidak berjalan dengan mulus begitu saja. Beberapa peralatan elektronik sempat rusak karena arus listrik mikrohidro yang terkadang tidak stabil. Battery kamera adalah salah satu piranti yang paling sering menderita. Namun berbagai kendala tersebut tidak menghalangi inisiatif ini. Ketekunan dan kerja keras terhadap visi pada akhirnya mampu untuk mengatasi berbagai persoalan yang muncul.

Yoyo Yogasmana, yang selalu berbusana serba hitam dan ikat kepala khas kasepuhan, sebenarnya bukanlah ‘penduduk asli’ Ciptagelar. Yoyo sebelumnya adalah seniman dan art performer yang telah melanglang buana, tidak saja di Indonesia bahkan di belahan dunia seperti Eropa dan Amerika Utara.

“Sebuah perjalanan hidup bahwa saya sekarang berada di Ciptagelar, sepertinya saya telah menemukan tempat yang selama ini saya cari” demikian Yoyo menjelaskan.

Yoyo dibantu dengan kru medianya yang asli anak-anak Ciptagelar telah memproduksi berbagai liputan tentang aktivitas masyarakat Ciptagelar. Terkadang pula, mereka menayangkan DVD pertunjukkan wayang golek. Dengan teknologi saat ini, Yoyo juga mengambil video yang diperoleh dari internet. Saat ini informasi dari sesepuh adat pun sudah bisa ditampilkan di CIGA TV, sehingga warga sudah dapat langsung mengetahui informasi terkini tanpa perlu keluar dari rumah di malam hari.

Tidak pelak, keberadaan CIGA TV telah mendorong warga untuk membeli televisi yang harganya semakin murah. Tidak saja menonton CIGA TV, warga juga saat ini senang menonton sinetron yang ditayangkan oleh televisi swasta. Ditanya tentang hal ini Yoyo menjelaskan

‘abah tidak memaksa orang menonton CIGA TV, malah abah takut mengganggu kegemaran masyarakat untuk menonton sinetron’

Suatu mistis filosofis yang dalam. Dengan ungkapan ini, sebenarnya abah ingin menggarisbawahi pentingnya membangun kesadaran tanpa paksaan khususnya pada segenap warga Ciptagelar sehingga pada akhirnya akan dewasa dan merasakan apa yang sesungguhnya hakiki dan mampu memilah hal-hal penting dan yang tidak penting.

Inisiatif yang telah dibangun oleh Ciptagelar tentunya telah meruntuhkan paradigma bahwa teknologi media adalah hanya dimiliki oleh kalangan elitis. Meruntuhkan dogma bahwa kaum ber-punya saja yang mampu membangun dan mengoperasikan stasiun televisi. Media yang dibangun oleh abah Ugi dan kang Yoyo telah memperlihatkan bahwa media dan teknologi dapat dikuasai oleh masyarakat adat yang selama ini tidak pernah terbayangkan dan terpikirkan.

Kedepannya, abah Ugi bermimpi bahwa setiap desa kasepuhan yang berjumlah lebih dari 20 desa yang tersebar di pegunungan Halimun dapat terkoneksi, terjangkau dan bertukar informasi lewat media televisi yang dibangun bersama. Tentunya dengan berbagai inovasi yang telah dimulai, visi tersebut dapat ditorehkan. Sejarah yang akan membuktikannya kelak. Bravo Ciptagelar.

Atas inisiatif dan kreativitasnya, Ciptagelar TV atau CIGA TV dipilih Asosiasi Televisi Kerakyatan Indonesia sebagai penerima ASTEKI Award kategori Pengembangan Inovasi Teknologi Media. (RR)



Publikasikan ...

Tautan halaman ini.








0 komentar:

Posting Komentar

Loading...

Kabar Pilihanrss

Komunitasrss

Agendarss

Lingkunganrss

Seputar Bogorrss

Perubahan Iklimrss

top  

V O D (Beta)

  • Berita dalam gambar dan suara
      rss

Tata Ruang

  • Tata kelola Bogor
      rss

Wisata

  • Segarkan diri dari penatnya hari
      rss

Kuliner

  • Sajian terbaik di sudut kota
      rss

Pinggiran

  • Dipinggirkan dan terpinggirkan
      rss
TopBottom
  © Kantor Berita ASTEKI / TELAPAK Jawa Barat KoTa HuJaN 2008
didukung oleh tPort Integration dan Blogger | Back to TOP  
  • Twitter
  • Twitter
tutup [x]