Kerja Sama Membenahi Populasi Harimau
Baranangsiang|Kotahujan.com-Harimau Sumatra merupakan salah satu hewan yang lekat keberadaan Negara Indonesia. Jumlah populasi yang semakin terbatas pada hewan ini akbat pemburuan dan penyusutan habitan membuat beberapa orang dan lembaga yang peduli akan keberlangsungan harimau mulai melakukan tindakan untuk mengantisipasi keadaan ini. Hari ini (17/11) Komunitas Haimaukita mengadakan acara berupa symposium yang bertemakan “The Strategic Role of Conservatiom Capacity Bulding a Lesson Learnt From The Global Initiative Program”, yang bertujuan memberi gambaran terhadap inisiasi yang akan dilakukan dan yang sedang berlangsung terhadap pola konservasi harimau pada umumnya dan Harimau Sumatra pada khususnya. Seperti yang dilansir dari salah satu media cetak, telah dilakukan survey serentak pada tahun 2007 hingga tahun 2009 oleh Sembilan lembaga di 38 petakan yang mewakili 60 persen habitat harimau di pulau Sumatra.
Menurut Hariyano T Wibisono, ketua Harimaukita, dari survey menyeulur tersebut sebenarnya penggunaan wilayah masih cukup baik. Dari 70% tempat yang disurvey masih terdapat Harimau Sumatra. “Saya sendiri optimis populasi harimau di Indonesia tidak hanya 500 ekor, bahkan jauh labih banyak, mungkin hanya perlu pembuktian lagi dengan survey yang lebih baik lagi”, tutur Hariyo.
Di Sumatra, hampir di seluruh provinsi masih terdapat harimau, akan tetapi mungkin hanya beberapa provinsi yang memiliki keutuhan populasi harimau yang cukup baik, misalnya Aceh, Sumatra bagian utara, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan dan Sumatra Barat. Di Indonesia populasi Harimau Sumatra adalah 1-2 individu/km2, dengan keadaan ini harimau merupakan spesies yang membutuhkan populasi yang cukup besar sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka panjang. Masalah akan muncul jika pembangunan wilayah, memotong jalur populasi harimau, terutama memootong jalur inti harimau di suatu wilayah.Selain penyusutat habitat dan fragmentasi, ancaman lain bahkan langsung impactnya adalah perburuan terhadap Harimau Sumatra dan konflik, selain itu masalah tak langsung adalah kesadaran berbagai pihaktermasuk masyarakat local, pengambil keputusan dan stakeholder-stakeholder yang lain termasuk privet sector.Peran NGO dan pemerintah sangatlah penting. “pemerintah seharusnya dapat belajar dari NGO asing dalam penanggulangannya”, pungkas Hariyo.
Patroli dan investigasi konfil merupakan sebagian cara yang menurut Hariyo dapat dilakukan oleh pemerintah dan NGO untuk menanggulangi masalah populasi harimau di Sumatra.
Laporan Kontributor : Rinenggo Siwi
Menurut Hariyano T Wibisono, ketua Harimaukita, dari survey menyeulur tersebut sebenarnya penggunaan wilayah masih cukup baik. Dari 70% tempat yang disurvey masih terdapat Harimau Sumatra. “Saya sendiri optimis populasi harimau di Indonesia tidak hanya 500 ekor, bahkan jauh labih banyak, mungkin hanya perlu pembuktian lagi dengan survey yang lebih baik lagi”, tutur Hariyo.
Di Sumatra, hampir di seluruh provinsi masih terdapat harimau, akan tetapi mungkin hanya beberapa provinsi yang memiliki keutuhan populasi harimau yang cukup baik, misalnya Aceh, Sumatra bagian utara, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan dan Sumatra Barat. Di Indonesia populasi Harimau Sumatra adalah 1-2 individu/km2, dengan keadaan ini harimau merupakan spesies yang membutuhkan populasi yang cukup besar sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka panjang. Masalah akan muncul jika pembangunan wilayah, memotong jalur populasi harimau, terutama memootong jalur inti harimau di suatu wilayah.Selain penyusutat habitat dan fragmentasi, ancaman lain bahkan langsung impactnya adalah perburuan terhadap Harimau Sumatra dan konflik, selain itu masalah tak langsung adalah kesadaran berbagai pihaktermasuk masyarakat local, pengambil keputusan dan stakeholder-stakeholder yang lain termasuk privet sector.Peran NGO dan pemerintah sangatlah penting. “pemerintah seharusnya dapat belajar dari NGO asing dalam penanggulangannya”, pungkas Hariyo.
Patroli dan investigasi konfil merupakan sebagian cara yang menurut Hariyo dapat dilakukan oleh pemerintah dan NGO untuk menanggulangi masalah populasi harimau di Sumatra.
Laporan Kontributor : Rinenggo Siwi
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar