Siswa SD dan SMP Tampilkan Kesenian Kaulinan Budak
Bogor|Kotahujan.com-Laju perkembangan teknologi dan informasi, tak dipungkiri semakin cepat bergerak seiring berjalannya waktu. Seiring dengan berjalannya kemajuan tersebut, kebudayaan yang notabene adalah warisan identitas bangsa dirasa semakin tergerus oleh arus globalisasi. Hal inilah yang menjadi perhatian dari Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Bogor untuk menggelar Festival Tari Kaulinan Anak Tradisional Tingkat SD dan SMP di Kota Bogor yang bertujuan mengangkat kembali seni dan budaya tradisional.Festival yang dibuka Asisten Administrasi Kemasyarakatan dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Bogor Edgar Suratman, di Gedung Kemuning Gading, Rabu (16/11) diikuti ratusan siswa dari 20 sekolah terdiri dari 14 SD dan 6 SMP
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Yan Yan Rusmana mengatakan, festival kali ini menghadirkan Permainan anak-anak yang dikemas dalam tarian yang tumbuh di Jawa Barat. Dengan ini diharapkan, para siswa bisa melastarikan seni tradisi budaya dan permainan anak yang sekarang ini mulai punah. “Anak-anak kan sekarang sukanya sudah yang moderen, seperti inernet dan lainnya yang cenderung ke hal negatif,” Ujarnya disela acara.
Selain mengadakan acara ini, pihak Disbudpar Kota Bogor juga mengadakan workshop kesenian, seminar bahasa sunda dan banyaklagi kegiatan yang tujuannya melestarikan budaya sunda. Sasarannya yaitu kepada anak-anak khususnya siswa sekolah yang sekarang sudah mulai kurang minatnya kepada kesenian tradisional.
Sementara itu Kepala Bidang Kebudayaan, Disbudpar Kota Bogor R. Susilawati berharap, dengan diadakannya festival ini, dapat mendorong sekaligus mengangkat kembali kebudayaan-kebudayaan tradisional yang mulai ditinggalkan dan dilupakan terlebih oleh anak-anak saat ini.
Penyelenggaraan festival sendiri mendapat sambutan yang baik oleh para siswa dan guru Kota Bogor. Hal ini terlihat dengan antusias para pelajar, dimana sekitar 500 siswa SD dan SMP, baik swasta maupun negeri di Kota Bogor, larut dalam program yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Bogor tersebut.
“Konsepnya sendiri yaitu permainan anak tradisional seperti sorodot gaplok, oray-orayan, tetapi kita kemas dalam suatu rangkaian gerakan tarian dengan variatif kemasan dan kreasi seni,” ujar Susilawati ketika diwawancarai kotahujan.com.
Lebih lanjut Susi mengatakan, upaya menanamkan rasa cinta kepada seni tradisi kaulinan anak tidak hanya selesai sampai diperlombaan ini saja. Pihaknya akan gencar melakukan penyuluhan agar rasa cinta para pelajar terhadap seni tradisi yang hampir dilupakan bisa bergairah kembali. “Setelah ini kita akan mengadakan penyuluhan-penyuluhan dan juga pembinaan kepada tiap sekolah agar bisa terus melestarikan budaya yang hampir terlupakan ini,” ungkapnya.
Laporan Kontributor : R Maeilana
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Yan Yan Rusmana mengatakan, festival kali ini menghadirkan Permainan anak-anak yang dikemas dalam tarian yang tumbuh di Jawa Barat. Dengan ini diharapkan, para siswa bisa melastarikan seni tradisi budaya dan permainan anak yang sekarang ini mulai punah. “Anak-anak kan sekarang sukanya sudah yang moderen, seperti inernet dan lainnya yang cenderung ke hal negatif,” Ujarnya disela acara.
Selain mengadakan acara ini, pihak Disbudpar Kota Bogor juga mengadakan workshop kesenian, seminar bahasa sunda dan banyaklagi kegiatan yang tujuannya melestarikan budaya sunda. Sasarannya yaitu kepada anak-anak khususnya siswa sekolah yang sekarang sudah mulai kurang minatnya kepada kesenian tradisional.
Sementara itu Kepala Bidang Kebudayaan, Disbudpar Kota Bogor R. Susilawati berharap, dengan diadakannya festival ini, dapat mendorong sekaligus mengangkat kembali kebudayaan-kebudayaan tradisional yang mulai ditinggalkan dan dilupakan terlebih oleh anak-anak saat ini.
Penyelenggaraan festival sendiri mendapat sambutan yang baik oleh para siswa dan guru Kota Bogor. Hal ini terlihat dengan antusias para pelajar, dimana sekitar 500 siswa SD dan SMP, baik swasta maupun negeri di Kota Bogor, larut dalam program yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Bogor tersebut.
“Konsepnya sendiri yaitu permainan anak tradisional seperti sorodot gaplok, oray-orayan, tetapi kita kemas dalam suatu rangkaian gerakan tarian dengan variatif kemasan dan kreasi seni,” ujar Susilawati ketika diwawancarai kotahujan.com.
Lebih lanjut Susi mengatakan, upaya menanamkan rasa cinta kepada seni tradisi kaulinan anak tidak hanya selesai sampai diperlombaan ini saja. Pihaknya akan gencar melakukan penyuluhan agar rasa cinta para pelajar terhadap seni tradisi yang hampir dilupakan bisa bergairah kembali. “Setelah ini kita akan mengadakan penyuluhan-penyuluhan dan juga pembinaan kepada tiap sekolah agar bisa terus melestarikan budaya yang hampir terlupakan ini,” ungkapnya.
Laporan Kontributor : R Maeilana
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar