Nicotine War; Penghancuran Industri Rokok dengan Industri Farmasi Nikotin
Obat-obatan anti rokok yang diklaim dapat menghilangkan ketergantungan konsumsi rokok ternyata juga mengandung bahan dasar nikotin. Industri farmasi hanya merubah bentuk materi nikotin yang terkandung dalam tembakau tersebut menjadi kemasan obat berhenti merokok. Buku Nicotine War mengungkapkan bahwa kampanye penyadaran bahaya merokok dunia ternyata selama ini dibiayai oleh industri farmasi obat ketergantungan nikotin (nikotin replacement ) yang sebenarnya berfungsi menjaga ketergantungan terhadap nikotin itu sendiri.
Dari bahaya kesehatan yang timbul akibat merokok dapat dimengerti bila hingga kini kota Bogor juga menerapkan tekanan pada industri dan konsumsi rokok masyarakat.
Tidak dipungkiri terjadi perubahan pandang dan nilai terhadap rokok pada masyarakat Indonesia dan dunia. Meskipun juga tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari Industri nikotin ini, baik langsung dan yang tidak langsung. Industri rokok penyumbang pemasukan negara yang tinggi melalui cukainya.
Beberapa nama pemilik industri rokok Indonesia tercatat di jajaran deretan orang-orang kaya dunia.
Berbagai upaya untuk menekan jumlah perokok dilakukan pemerintah Bogor dengan berbagai cara dan upaya. Baik penerapan dan pengaturan kawasan bebas rokok, pemunculan fatwa haram rokok dari MUI hingga kampanye-kampanye anti rokok yang terus membatasi berkembangnya industri tersebut.
Hingga saat ini peraturan daerah Kota Bogor melarang penempatan iklan rokok pada jalan-jalan protokol kota. Iklan rokok tidak diperkenankan terdapat pada kegiatan-kegiatan berhubungan dengan dunia pendidikan dan musik karena akan membawa pengaruh buruk pada generasi muda.
Melalui buku Nikotin War ini, berbagai kondisi, konspirasi dan persaingan kotor industri farmasi dan tembakau atau nikotin serta dampak yang terjadi pada berbagai kelompok-kelompok masyarakat dunia.
Kondisi perang nikotin dunia ini akan menjadi bahan kegiatan diskusi di aula Ahmad Baehaqie P4W-IPB Bogor pada Rabu, dari pukul 8:00 hingga 13:30 WIB tanggal 21 Juni 2010 nanti.
Beberapa pembicara yang dianggap ahli dalam bidangnya menjadi pembicara dikegiatan diskusi buku ini. Mereka adalah; Gabrel Mahal yang merupakan pengamat industri rokok praktisi hukum serta Mohamad Sobary yang diharapakan dapat mewakili kalangan budayawan.
Dari Bogor, Ivanovich Agusta diharapkan dapat mewakili dari kalangan Akademisi. Beliau dari Falkutas Ekologi Manusia - Institut Pertanian Bogor.
Jibal yang merupakan ketua penyelenggara kegiatan diskusi buku ini menjelaskan bahwa komoditas rokok tidak hanya permasalahan kesehatan semata, tapi juga menyangkut permasalahan politik dagang.
Dari bahaya kesehatan yang timbul akibat merokok dapat dimengerti bila hingga kini kota Bogor juga menerapkan tekanan pada industri dan konsumsi rokok masyarakat.
Tidak dipungkiri terjadi perubahan pandang dan nilai terhadap rokok pada masyarakat Indonesia dan dunia. Meskipun juga tidak sedikit masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari Industri nikotin ini, baik langsung dan yang tidak langsung. Industri rokok penyumbang pemasukan negara yang tinggi melalui cukainya.
Beberapa nama pemilik industri rokok Indonesia tercatat di jajaran deretan orang-orang kaya dunia.
Berbagai upaya untuk menekan jumlah perokok dilakukan pemerintah Bogor dengan berbagai cara dan upaya. Baik penerapan dan pengaturan kawasan bebas rokok, pemunculan fatwa haram rokok dari MUI hingga kampanye-kampanye anti rokok yang terus membatasi berkembangnya industri tersebut.
Hingga saat ini peraturan daerah Kota Bogor melarang penempatan iklan rokok pada jalan-jalan protokol kota. Iklan rokok tidak diperkenankan terdapat pada kegiatan-kegiatan berhubungan dengan dunia pendidikan dan musik karena akan membawa pengaruh buruk pada generasi muda.
Melalui buku Nikotin War ini, berbagai kondisi, konspirasi dan persaingan kotor industri farmasi dan tembakau atau nikotin serta dampak yang terjadi pada berbagai kelompok-kelompok masyarakat dunia.
Kondisi perang nikotin dunia ini akan menjadi bahan kegiatan diskusi di aula Ahmad Baehaqie P4W-IPB Bogor pada Rabu, dari pukul 8:00 hingga 13:30 WIB tanggal 21 Juni 2010 nanti.
Beberapa pembicara yang dianggap ahli dalam bidangnya menjadi pembicara dikegiatan diskusi buku ini. Mereka adalah; Gabrel Mahal yang merupakan pengamat industri rokok praktisi hukum serta Mohamad Sobary yang diharapakan dapat mewakili kalangan budayawan.
Dari Bogor, Ivanovich Agusta diharapkan dapat mewakili dari kalangan Akademisi. Beliau dari Falkutas Ekologi Manusia - Institut Pertanian Bogor.
Jibal yang merupakan ketua penyelenggara kegiatan diskusi buku ini menjelaskan bahwa komoditas rokok tidak hanya permasalahan kesehatan semata, tapi juga menyangkut permasalahan politik dagang.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar