Ciliwung Gudang Sampah
Bogor|Kotahujan.com-Kebiasaan membuang sampah ke sungai sepertinya sudah menjadi budaya yang sulit dihilangkan. Banyaknya sampah yang menggunung di sungai CIliwung menjadi potret kurang pedulinya masyarakat untuk menjaga lingkungan.i
Dalam ekspedisi Susur Sungai Ciliwung yang digagas Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) bersama komunitas peduli lingkungan dan para aktivis lainnya, Sabtu, (17/9) kemarin. Sejumlah fakta banyak ditemukan, seperti daerah tempat biasa masyarakat membuang sampah yang kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Beberapa warga yang dijumpai selama ekspedisipun banyak yang mengeluhkan minimnya perhatian tentang sampah.
“Di sini kalau musim kemarau bau dari sampahnya sampai naik ke sini mas,” ujar salah satu warga yang berpapasan ketika melakukan susur ciliwung.
Mayoritas dari sampah yang ditemukan di lokasi adalah sampah dari limbah rumah tangga, yang kebanyakan sampah an organic dan limbah detergen. Yang paling berbahaya dalam pencemaran sungai adalah sampah an organic yang susah diurai. Karena sampah-sampah jenis ini butuh waktu hingga ratusan tahun untuk bisa diurai.
Sedangkan untuk limbah detergen masih mudah untuk di urai karena masih banyak tanaman bambu y ang tumbuh di bantaran sungai. Tanaman ini berguna untuk mengurai limbah kimia dan menjernihkan air sungai.
“Jadi yang kita khawatirkan itu sampah-sampah an organic itu,” terang Sudirman Asun salah satu aktivis lingkungan asal Jakarta yang ikut dalam Susur Ciliwung.
Tidak hanya itu, lanjut Sudriman, sepanjang susur ciliwung dirinya banyak melihat privatisasi lahan bantaran sungai, karena sepanjang lokasi bantaran sungai banyak juga perumahan-perumahan yang membangun local hingga ke bantaran sungai.
“Tentunya itu sangat melanggar, dan tidak melihat aspek AMDAL,” Terangnya.
Laporan Kontributor : R. Maeilana
Dalam ekspedisi Susur Sungai Ciliwung yang digagas Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) bersama komunitas peduli lingkungan dan para aktivis lainnya, Sabtu, (17/9) kemarin. Sejumlah fakta banyak ditemukan, seperti daerah tempat biasa masyarakat membuang sampah yang kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Beberapa warga yang dijumpai selama ekspedisipun banyak yang mengeluhkan minimnya perhatian tentang sampah.
“Di sini kalau musim kemarau bau dari sampahnya sampai naik ke sini mas,” ujar salah satu warga yang berpapasan ketika melakukan susur ciliwung.
Mayoritas dari sampah yang ditemukan di lokasi adalah sampah dari limbah rumah tangga, yang kebanyakan sampah an organic dan limbah detergen. Yang paling berbahaya dalam pencemaran sungai adalah sampah an organic yang susah diurai. Karena sampah-sampah jenis ini butuh waktu hingga ratusan tahun untuk bisa diurai.
Sedangkan untuk limbah detergen masih mudah untuk di urai karena masih banyak tanaman bambu y ang tumbuh di bantaran sungai. Tanaman ini berguna untuk mengurai limbah kimia dan menjernihkan air sungai.
“Jadi yang kita khawatirkan itu sampah-sampah an organic itu,” terang Sudirman Asun salah satu aktivis lingkungan asal Jakarta yang ikut dalam Susur Ciliwung.
Tidak hanya itu, lanjut Sudriman, sepanjang susur ciliwung dirinya banyak melihat privatisasi lahan bantaran sungai, karena sepanjang lokasi bantaran sungai banyak juga perumahan-perumahan yang membangun local hingga ke bantaran sungai.
“Tentunya itu sangat melanggar, dan tidak melihat aspek AMDAL,” Terangnya.
Laporan Kontributor : R. Maeilana
Tautan halaman ini.
1 komentar:
biar dimana saja,berapa saja kondisi apapun(basah/busuk)PASTI ULANGI PASTI TERATASI(buka)teknologi pemusnah sampah,cara mengatasi saya kira belum ada yang se mampu cara ini,tanpa bahan bakar apapun dapat dan mampu memusnahkan sampah-2 yg.basah busuk berbau.Trima kasih.
Posting Komentar