Perubahan Iklim adalah Tanggung Jawab setiap Pribadi
Ditemui di sela-sela kegiatan pameran dan diskusi-diskusi serial yang diadakan di ruang auditorium Squis Center Ford Foundation Indonesia pada tanggal 18 hingga 19 Februari kemarin Charles Wirawan, yang merupakan program manager Eka Tjipta Foundation mengatakan pengurangan emisi dunia tidak hanya dibebankan pada hutan dan industri semata tetapi seharusnya menjadi tanggung jawab personal setiap manusia.
Serial pameran dan diskusi di auditorium Squis Center Ford Foundation Indonesia kemarin adalah serial kegiatan bertajuk “Beranjak dari Copenhagen: Langkah-Langkah Selanjutnya Dalam Menghadapi Perubahan Iklim untuk Indonesia”. Kegiatan ini lebih mengedepankan tentang skema REDD ( Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) atau program pengurangan emisi karbon dari kerusakan hutan dan kemunduran kualitas lahan hutan.
Peserta pameran bertema perubahan iklim dan REDD dari lembaga dan para pihak yang memiliki informasi dan pengetahuan mengenai mitigasi perubahan iklim, kebijakan dan strategi lembaganya untuk menghadapi perubahan iklim. Selain pameran, pada pertama tanggal kamis 18/02 dilakukan juga beberapa serial diskusi-diskusi kelompok dengan berbagai tema diantaranya ; 1) Perkembangan, Dinamika dan Arahan Strategis untuk Rencana, Kebijakan, Pengembangan Tata Pengaturan Mekanisme dan Pembelajaran dari Proyek Demonstrasi REDD. 3) Hak dan Kewajiban Masyarakat dan Masyarakat Adat dalam Mitigasi Perubahan Iklim". 4) Perkembangan mengenai kebijakan dan dukungan untuk memastikan penghargaan terhadap masyarakat dan masyarakat adat dalam mitigasi perubahan iklim.
Dilanjutkan hari kedua dengan kegiatan talk show dipandu oleh Wimar Witoelar dengan pembicara Abdon Nababan dari AMAN (Aliansi Masyarkat Adat Nusantara), Daniel Murdiarso dari CIFOR (Center for International Forestry Research), Agus Purnomo dari DNPI atau Dewan Nasional Perubahan Iklim.
Hadir di kegiatan tersebut wakil-wakil masyarakat seperti LSM, peneliti dan akademisi. Charles Wirawan adalah salah satu peserta yang ikut pada kegiatan tersebut. Menurutnya meskipun isu perubahan iklim merupakan isu global dan saling behubungan satu dengan yang lain, akan tetapi sebenarnya penyelesaiannya dapat dilakukan di tingkat regional. Bahkan menurutnya lagi isu perubahan iklim adalah isu yang sangat pribadi. Hal ini terkait dengan prilaku dan kebiasaan manusia.
Serial pameran dan diskusi di auditorium Squis Center Ford Foundation Indonesia kemarin adalah serial kegiatan bertajuk “Beranjak dari Copenhagen: Langkah-Langkah Selanjutnya Dalam Menghadapi Perubahan Iklim untuk Indonesia”. Kegiatan ini lebih mengedepankan tentang skema REDD ( Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) atau program pengurangan emisi karbon dari kerusakan hutan dan kemunduran kualitas lahan hutan.
Peserta pameran bertema perubahan iklim dan REDD dari lembaga dan para pihak yang memiliki informasi dan pengetahuan mengenai mitigasi perubahan iklim, kebijakan dan strategi lembaganya untuk menghadapi perubahan iklim. Selain pameran, pada pertama tanggal kamis 18/02 dilakukan juga beberapa serial diskusi-diskusi kelompok dengan berbagai tema diantaranya ; 1) Perkembangan, Dinamika dan Arahan Strategis untuk Rencana, Kebijakan, Pengembangan Tata Pengaturan Mekanisme dan Pembelajaran dari Proyek Demonstrasi REDD. 3) Hak dan Kewajiban Masyarakat dan Masyarakat Adat dalam Mitigasi Perubahan Iklim". 4) Perkembangan mengenai kebijakan dan dukungan untuk memastikan penghargaan terhadap masyarakat dan masyarakat adat dalam mitigasi perubahan iklim.
Dilanjutkan hari kedua dengan kegiatan talk show dipandu oleh Wimar Witoelar dengan pembicara Abdon Nababan dari AMAN (Aliansi Masyarkat Adat Nusantara), Daniel Murdiarso dari CIFOR (Center for International Forestry Research), Agus Purnomo dari DNPI atau Dewan Nasional Perubahan Iklim.
Hadir di kegiatan tersebut wakil-wakil masyarakat seperti LSM, peneliti dan akademisi. Charles Wirawan adalah salah satu peserta yang ikut pada kegiatan tersebut. Menurutnya meskipun isu perubahan iklim merupakan isu global dan saling behubungan satu dengan yang lain, akan tetapi sebenarnya penyelesaiannya dapat dilakukan di tingkat regional. Bahkan menurutnya lagi isu perubahan iklim adalah isu yang sangat pribadi. Hal ini terkait dengan prilaku dan kebiasaan manusia.
Tautan halaman ini.
0 komentar:
Posting Komentar